A.
Latar Belakang Masalah
Pasir Perawan merupakan objek wisata pantai yang berada di kepulauan seribu tepatnya
berada di Pulau Pari. Pulau Pari merupakan pulau yang berada dibagian utara
kota Jakarta dan Pylau ini berada tepat di tengah banyaknya kepulauan Seribu,
sehingga pulau yang satu ini jarang di singgahi oleh kapal-kapal nelayan dari
Jakarta dan membuat air laut di pulau yang satu ini masih sangat bersih
walaupun di dermaga sudah termaga sudah terkontaminasi sedikit limbah kapal
angkut wisatawan yang memiliki destinasi tujuan kepulau Pari.
Penulis mengadakan perjalanan wisata ke objek wisata Pasir Perawan, Pulau Pari
ini karena lokasinya yang tidak terlalu jauh dan tidak memakan biaya yang
tinggi. Selain itu penulis ingin menambah wawasan tentang objek wisata ini.
B.
Tujuan Laporan Perjalanan
Tujuan dari laporan ini ialah untuk menambah wawasan, pengetahuan,
dan pengalaman penulis mengenai objek
wisata Pasir Perawan Pulau Pari
C.
Manfaat Laporan Perjalanan
1. Untuk menambah wawasan dan juga pengetahuan.
2.Untuk dapat memberikan pengalaman
dan mengetaui lebih banyak tentang objek wisata Pasir Perawan Pulau Pari
3. Untuk dapat melihat keindahan
yang diciptakan Tuhan YME
D.
Waktu Dan Tempat Kegiatan
Kegiatan ini dilaksanakan pada:
Hari : Senin-Selasa
Tanggal :14 S/d 15 Agustus
2017
Jam : 07.30-10.00
WIB
Lokasi : Objek wisata
Pasir Perawan Pulau Pari
E.
Pembiayaan
1. Transportasi :
Rp.110.000,-
2. Makan Minum : Rp.50.000,-
3. Lain-lain : Rp.75.000,-
Total :
Rp.235.000,-
F.
Hal-hal Yang Diamati
Hal-hal yang diamati dalah kegiata wisata ini adalah:
1. Lokasi objek wisata Pasir Perawan Pulau Pari
2. Keunukan objek wisata Pasir Perawan Pulau Pari
3. Pengunjung objek wisata Pasir Perawan Pulau Pari
G.
Perjalanan Dan Hasil Kegiatan
Pada pukul 07.00 WIB penulis berangkat dari rumah menuju pelabuhan
muara angke menggunakan transportasi ojek online, dan disana sudah berada
beberapa teman penulis yang berkumpul untuk melakukan perjalanan wisata yang
sama, di depan pelabuhan kami berdiskusi seputar perjalanan kami setelah itu
berdoa agar diberi keselamatan dalam perjalanan. Lalu kami masik kedalam
pelabuhan dan membeli tiket kapal untuk destinasi Pulau Pari, kapal yang kami
tumpangi adalah kapal kayu yang memiliki harga tiket yang terjangkau kantong.
Di sepanjang perjalanan Penulis dan beberapa teman melakukan beberapa kegiatan, seperti bermain
kartu, melihat-lihat pemandangan laut dan pulau-pulau yang kami lewati, serta
ada yang tertidur karena angin laut yang membuat rasa kantuk. Didalam
perjalanan menuju pulau Pari penulis mengamati air laut yang berubah-ubah
warnanya, mulai dari warna coklat kehitam-hitaman pada pelabuhan angke hingga
biru tua pada pertengahan perjalanan ,dan tepat ketika kapal yang penulis
tumpangi melewati pulau Pramuka, penulis melihat disisi-sisi pantai air disana
terkontaminasi limbah pegunjung yang tidak bertanggung jawab,sehingga air laut
di pulau itu terlihat sedikit cokelat.
Sesampainya di Dermaga Pulau Pari, penulis dan beberapa rekan sedikit berjalan
kaki melewati perumahan warga menuju Pantai Pasir Perawan yang hanya memakan
waktu 15 menit perjalanan, untuk memasuki pantai dan pulau ini tidak dikenakan
biaya lagi, jadi penulis dan rekan-rekan hanya membayar biaya transportasi
menuju pulau ini saja. Di depan pintu masuk Pasir Perawan terdapat gapura
selamat datang yang terbuat dari kayu, dan disebelah kanan dekat pintu masuk
terdapat area permainan airsoftgun.
Pantai Pasir Perawan memiliki bagian yang tidak terlalu besar dan, tidak
terlalu banyak pengunjung, dan di sisi kanan pantai tersedia lahan camping untuk pengunjung yang ingin membangun tenda
untuk bermalam, penulis pada saat itu membangun tenda pula untuk bermalam di
pantai ini. Di area pantai terdapat toko-toko milik warga sekitar, dan pada
toko-toko milik warga menyediakan listrik untuk pengunjung yang ingin mengisi
daya ponselnya, tentu saja ini sangat dibutuhkan oleh pengunjung wisata yang
camping dan tidak menyewa rumah singgah, di sisi lain lahan usaha warga berdiri
toilet yang dibangun oleh pemerintah setempat untuk para wisatawan. Di tengah
pantai terdapat dua buah gazebo yang
berdiri disebuah pulau kecil untuk para pengunjung yang ingin bersantai
maupun berjemur di teriknya matahari. Lalu disebelah kanan pantai terdapat
lahan tumbuhan bakau yang masih dalam proses pertumbuhan. Air laut pada pantai
ini sangatlah bersih dan jernih, penulis dapat melihat ikan-ikan kecil, yang
berenang kesana kemari dan pasir di pantai ini sangatlah putih dan terawat. namun penulis tidak dapat merasakan perasaan
seperti di pantai selatan dengan suara deburan ombak yang menggebu-gebu, karena
di pantai utara seperti pulau Pari ini tak ada ombak seperti di selatan. Pada malam hari sangatlah cocok tempat ini
untuk penulis dan rekan-rekan untuk berdiskusi di tengah pemandangan malam hari
pantai Pasir Perawan yang indah ini, dan seperti wisatawan yang camping,
penulis dan rekan-rekanpun api unggun dari hasil kayu yang kami kumpulkan, dan
membakar makanan yang kami bawa dari rumah masing-masing. Semakin malam air
laut semakin surut hingga subuh air laut terlihat sangat surut hingga
kepertengahan pantai, beberapa rekan mulai khawatir akan kejadian ini, ada
beberapa yang berpikiran buruk akan bencana, namun menurut penulis kejadian ini
sangatlah biasa pada pantai utara. Sedari pengamatan penulis ada beberapa
wisatawan asing yang datang ke pantai ini bersama teman dan pasangannya, dan
banyak juga wisatawan lokal yang berwisata ke pantai ini.
Pada keesokan harinya pada pukul 10.00 WIB penulis dan rekan-rekan kembali
pulang menggunakan kapal kayu, karena transportasi menuju ke pelabuhan dari
dermaga hanya terserdia satu kali dalam sehari.
H.
Kesimpulan
Perjalanan penulis cukup melelahkan tapi juga mengesankan, namun di
balik perjalanan tersebut penulis mendapatkan pengalaman dan wawasan baru. Dari
penulisan laporan ini, penulis bisa mengimpulkan bahwa objek wisata Pasir
Perawan Pulau Pari merupakan objek wisata yang layak dikunjungi dan di
lestarikan keindahannya, jangan sampai objek wisata ini di penuhi limbah
seperti pantai-pantai yang lainnya.